Mahasiswa PPG Prajabatan IPA Mengadakan Sosialisasi dan Pelatihan USB (Ubah Sampah Menjadi Berkah) untuk Membantu Komunitas BSO IPA Mengajar UNY Menciptakan Peluang Usaha Mandiri

Yogyakarta merupakan sebuah kota budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi, kini dihadapkan pada krisis yang mengancam keindahannya yaitu darurat sampah. Kota Yogyakarta menghadapi tantangan serius dengan kondisi sampah yang semakin memburuk. Terjadinya darurat sampah ini seharusnya mengubah mindset masyarakat dan pemerintah bahwa sampah sebaiknya diolah bukan dibuang terutama sampah anorganik. Pelatihan pemanfaatan sampah anorganik menjadi produk kerajinan tangan dalam rangka meminimalkan sampah plastik tentunya akan sangat bermanfaat, apalagi jika sampah yang telah didaur ulang menjadi aneka kreasi yang unik, cantik dan bernilai ekonomis, sehingga akan dapat menambah penghasilan.

Salah satu komunitas di daerah Yogyakarta yang bernama komunitas BSO IPA Mengajar yang bergerak di bidang pendidikan nonformal. Permasalahan dalam komunitas ini adalah belum adanya bidang kewirausahaan sehingga belum ada pula dana mandiri dan pendanaan bersumber dari eksternal komunitas. Menggabungkan kedua fenomena ini, melalui mata kuliah Proyek Kepemimpinan, tim mahasiswa PPG Pra Jabatan Gelombang 1 Tahun 2023 Pendidikan IPA B FMIPA UNY yang beranggotakan Anisa Firda, Atika, Dea, Diah, Dwi, Farah Attiyah, Farah Kansha, Farin, Fatwa, Grace dan didampingi oleh dosen pembimbing Pak Widodo Setiyo Wibowo, S.Pd.Si., M.Pd., membuat inovasi cara menciptakan kerajinan tangan berupa gantungan kunci (Ganci) dari tutup botol bekas dengan nilai jual dengan menyusun rencana bisnis yang detail dan berguna bagi keberlanjutan komunitas BSO IPA Mengajar untuk mengatasi permasalahan kedaruratan sampah di Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan implementasi dari mata kuliah Projek Kepemimpinan.

Sosialisasi dan Pelatihan USB (Ubah Sampah menjadi Berkah) merupakan usaha untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada komunitas BSO IPA Mengajar tentang memanfaatkan sampah anorganik yaitu tutup botol bekas untuk dijadikan benda yang mempunyai nilai jual dalam bentuk gantungan kunci. Pelatihan ini menggunakan alat dan bahan yaitu tutup botol bekas, kain flanel, lem, gunting dan manik manik. Pelatihan ini dilakukan dengan mendeskripsikan produk yang akan dibuat kemudian memberikan contoh langsung. Anggota komunitas mempraktikkan langsung membuat gantungan kunci dengan membuat kreasi sendiri berdasarkan pelatihan dan sosialisasi yang telah mereka ikuti.

Pelatihan ini dilanjut dengan membantu proses pemasaran produk gantungan kunci. Setelah produk berhasil dibuat dalam jumlah yang cukup, mahasiswa mulai mendesain branding dan membuat packaging yang unik untuk mengundang minat pembeli. Kegiatan pemasaran dilakukan secara langsung dan secara daring melalui platform media sosial. Keuntungan produk yang terjual akan masuk ke kas komunitas BSO IPA Mengajar sebagai dana mandiri. Penggunaan dana ini dapat dialokasikan untuk membantu komunitas BSO IPA Mengajar menjalankan program kerja tahunan mereka terutama program mengajar gratis di sanggar Priwulung. Keuntungan ini dapat digunakan untuk menyediakan perangkat dan media ajar yang lebih baik bahkan untuk mengundang narasumber dalam kegiatan di sanggar ini.

Sosialisasi dan Pelatihan USB telah dilakukan dalam 2 tahapan yang diawali dengan persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan observasi dan mencari solusi untuk memecahkan permasalahan di lingkungan sekitar mahasiswa. Selanjutnya dilaksanakan sosialisasi tahap 1 yang bertempat di ruang serbaguna FMIPA oleh seluruh anggota PK beserta anggota komunitas BSO IPA Mengajar pada Maret 2024. Anggota komunitas melanjutkan pembuatan produk secara mandiri setelah mengikuti pelatihan. Kemudian sosialisasi tahap 2 dilakukan pada awal Mei 2024 untuk memonitor hasil produk yang telah dibuat sekaligus membantu komunitas melakukan pemasaran. Kegiatan pemasaran juga telah dilaksanakan. Ada beberapa produk yang sudah laku terjual. Mahasiswa PK dan anggota komunitas BSO IPA Mengajar masih melakukan promosi dan penjualan sampai saat ini.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini telah berhasil mengedukasi anggota Komunitas BSO IPA Mengajar dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi kreasi yang mempunyai nilai jual. Setelah melaksanakan refleksi dengan komunitas BSO IPA Mengajar salah satu anggota BSO mengatakan kesan dan pesannya yaitu : “Pelatihan ini menyenangkan berguna bagi kami karena tidak pernah terpikir untuk menjadikan tutup botol bekas menjadi gantungan kunci yang dapat dijual. Kegiatan ini juga melatih kreativitas kami membuat gantungan kunci yang cantik. Harapan kami dapat menjual produk ini dan melanjutkannya.” Sementara untuk mengatasi masalah sampah kegiatan ini harus terus dilaksanakan dalam jangka waktu yang panjang. Kegiatan ini diharapkan akan terus berlangsung dan dilanjutkan oleh Komunitas BSO IPA Mengajar menjadi program kewirausahaan. Keberlanjutan program ini akan berdampak pada penurunan kuantitas sampah terutama di Kota Yogyakarta. Melalui kegiatan ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas atau masyarakat lainnya untuk mengolah sampah anorganik sehingga membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.