MAHASISWA UNY UBAH LIMBAH MINYAK JELANTAH JADI PEMBERSIH LANTAI

Minyak jelantah, atau limbah minyak goreng biasanya hanya dibuang oleh ibu-ibu rumah tangga dan warung makanan kaki lima yang menjajakan berbagai jenis makanan, dari usaha kecil. Padahal  limbah minyak jelantah merupakan jenis limbah yang cukup mencemari lingkungan, karena sifatnya yang nonpolar sehingga tidak bisa larut dalam air yang bersifat polar. Sehingga saat dibuang ke perairan  minyak jelantah ini sukar untuk hilang.

Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY yanga tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) yaitu Hasan Ashari, Asri Novianti, C. Nulat Panggayuh Mahardika, Wahana Cahya Wibawa berhasil memanfaatkan minyak jelantah untuk dijadikan pembersih lantai.

Asri mengatakan, Karbol minyak jelantah (Karbol Milan)  diproduksi dalam beberapa varian aroma yaitu aroma jeruk nipis, apel, bougenvil, dan melati. Karbol Milan dikemas dengan botol plastik bening berukuran 600mL dengan disertai label produk dan petunjuk penggunaan.

“Proses produksi Karbol Milan dibagi menjadi tiga tahapan yakni tahap penjernihan minyak jelantah, tahap pembuatan karbol, dan tahap pengemasan produk,” lanjutnya. Dijelaskan, karbol merupakan produk pembersih lantai yang banyak digunakan oleh masyarakat. Produk pembersih lantai merupakan kebutuhan bagi rumah tangga dan seluruh gedung-gedung instansi, lembaga ataupun pusat perbelanjaan.

Bagi gedung-gedung besar setiap harinya dibutuhkan karbol pembersih lantai dengan jumlah yang cukup banyak, mengingat harga pembersih cukup mahal sehingga dibutuhkan anggaran yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pembersih lantai. “Maka produk Karbol Milan ini yang memanfaatkan limbah minyak jelantah memiliki harga yang lebih ekonomis dibandingkan karbol pada umumnya. Sehingga kebutuhan akan pembersih lantai dapat tercukupi tanpa perlu menyediakan anggaran yang cukup besar,” lanjutnya.

Hasan Ashari mengatakan, Karbol Milan  mempunyai kelebihan dibanding produk karbol lain yang ada karena Karbol Milan  menggunakan bahan limbah  minyak goreng, sehingga harganya akan lebih terjangkau. Dengan harganya yang sangat ekonomis maka potensi Karbol Milan  untuk diterima pasar sangat besar, dengan kualitas yang tidak mengecewakan namun lebih murah dari produk karbol lainnya. Mengingat saat ini konsumen sangat berhati-hati dalam membeli produk dan harga merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan. (witono)