Departemen Pendidikan IPA Mengadakan Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Berorientasi AKM

Abad ke-21 merupakan era yang penuh dengan tantangan dan perubahan yang sangat cepat. Untuk dapat menghadapi hal tersebut, siswa diharapkan dapat memiliki literasi dasar, kompetens, serta kualitas karakter. Agar seluruh keterampilan itu dapat tercapai dengan maksimal, diperlukan kemampuan berpikir dan bernalar karena kemampuan inilah yang biasa digunakan untuk pemecahan suatu permasalahan. Kemampuan tersebut sangat berkaitan langsung dengan keterampilan literasi. Terdapat enam poin literasi dasar yang telah disepakati dalam World Economic Forum pada tahun 2015 yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial dan literasi budaya dan kewarganegaraan. Keenam poin literasi dasar tersebut, terdapat literasi yang berkaitan erat dengan keterampilan berpikir dan bernalar yaitu literasi numerasi. Literasi memiliki kaitan yang sangat erat dengan bahasa, sedangkan numerasi memiliki kaitan yang kuat dengan matematika. Literasi numerasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam kehidupan berumah tangga, pekerjaan, maupun kehidupan bermasyarakat. Kemampuan ini berkaitan erat dengan pengambilan suatu keputusan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat begitu pentingnya kemampuan literasi numerasi ini maka setiap siswa diharapkan dapat menguasainya. Namun jika kita berkaca pada hasil tes Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang telah diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), patut disayangkan bahwa kemampuan peserta didik Indonesia masih belum optimal. Hasil tersebut menunjukkan masih rendahnya literasi siswa di Indonesia pada ketiga kemampuan yang diujikan, karena PISA tidak sekedar mengukur pengetahuan namun pada bagaimana kemampuan literasi siswa. Hal ini tentu merupakan suatu evaluasi bagi pembelajaran dan sistem asesmen yang telah dilakukan di Indonesia. Salah satu respon pemerintah guna mengatasi masalah ini adalah dengan mengeluarkan program Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Untuk mendukung keberhasilan program AKM ini, peran serta dan sinergi semua pihak sangat dibutuhkan. Sebagian besar guru menyatakan bahwa mereka belum begitu memahami esensi dari AKM, aspek yang akan diukur, serta bentuk soal yang digunakan serta bagaimana mengembangkan pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Berkaca pada kondisi ini maka tim mengusulkan sebuah program yaitu “Pelatihan pengembangan pembelajaran IPA berorientasi Asesmen Komptensi Minimum (AKM)” bagi guru-guru IPA SMP di Kota Yogyakarta.

Kegiatan diinisiasi oleh Dr. Sabar Nurohman, S.Pd.Si., M.Pd., Widodo Setiyo Wibowo, S.Pd.Si., M.Pd., Drs. Allesius Maryanto, M.Pd., dan Dr. Laifa Rahmawati, S.Pd., M.Pd sebagai dosen di Pendidikan IPA Universitas Negeri Yogyakarta. Pelaksanaan pelatihan pada Jumat, 18 Agustus 2023 di Ruang sidang II FMIPA UNY. Program ini disambut dengan sangat baik oleh pihak mitra karena sangat relevan dengan permasalahan yang dihadapi saat ini. Yang mana jumlah peserta kegiatan sebanyak 30 orang guru anggota MGMP IPA Kota Yogyakarta. Hal ini sebagai langkah awal untuk meningkatkan kemampuan guru di kota Yogyakarta dalam bidang penilaian terutama AKM. Harapannya kegiatan ini dapat memberikan insight positif bagi para guru dalam mempersiapkan kemampuan literasi peserta didik.