Mahasiswa PPG Pendidikan IPA Menyelenggarakan Program Pelatihan Pembuatan Kompos dan Komposter Guna Mewujudkan Masyarakat yang Mandiri Pupuk di KWT Wedha Asri Yogyakarta

Masalah sampah di Yogyakarta merupakan tantangan serius yang mempengaruhi lingkungan, kesehatan, dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri telah meningkatkan volume sampah secara signifikan, sementara sistem pengelolaan sampah yang masih kurang efektif menyebabkan penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir dan area-area terbuka. Hal ini mengakibatkan pencemaran lingkungan, termasuk sungai dan udara, serta menyebabkan berbagai masalah kesehatan masyarakat. Diperlukan langkah-langkah konkret seperti peningkatan kesadaran masyarakat, penerapan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien, dan promosi praktik daur ulang dan pengurangan sampah untuk mengatasi masalah sampah yang semakin mendesak di Yogyakarta.

Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Yogyakarta berkesempatan memberikan pelatihan pembuatan kompos dan komposter pada Sabtu, 9 Maret 2024, suasana yang mendung dan hujan menyertai jalannya acara yang bermakna di Balai RW 02 Kelurahan Klitren, Kecamatan Gondokusuman. Meskipun langit tidak cerah, semangat untuk menghadiri program pelatihan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam produksi pupuk kompos tetap menyala. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Wedha Asri, sebuah bukti konkret tentang sinergi antara pendidikan tinggi dan komunitas lokal dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Kehadiran para peserta mulai terasa sejak pukul 06.00 pagi. Meskipun hujan turun dengan deras, semangat mereka tidak surut. Mereka disambut dengan hangat oleh panitia yang telah siap sedia mengatur segala keperluan acara. Sebelum memulai sesi pelatihan, peserta dimanjakan dengan sesi senam pagi yang dipandu oleh instruktur berpengalaman. Aura semangat terpancar dari wajah-wajah yang bersemangat mengikuti setiap gerakan. Setelah melewati sesi senam, peserta diberikan waktu untuk bersantai sejenak di sesi coffee break. Di sela-sela menikmati secangkir kopi dan camilan ringan, mereka berkesempatan untuk berbincang dan saling bertukar pengalaman. Tak lama kemudian, suasana kembali serius saat peserta memasuki sesi persiapan pelatihan yang dipimpin oleh tim panitia. Acara resmi dimulai pada pukul 08.15 WIB dengan pembukaan oleh seorang moderator yang enerjik. Kata-kata inspiratif dari ketua panitia UNY dan ketua KWT Wedha Asri memberikan semangat baru bagi peserta. Sesi pelatihan yang dipandu oleh mahasiswa sebagai narasumber pun berlangsung dengan lancar. Materi yang disampaikan tak hanya sekadar teori, namun juga pengalaman nyata dalam pembuatan kompos dan komposter yang langung dapat dipraktikan.Para peserta, terutama ibu-ibu anggota KWT, tampak begitu antusias dalam menyerap setiap informasi yang diberikan. Mereka berdiskusi, bertanya, dan aktif mencatat setiap detail yang dianggap penting.

Tak kalah menarik adalah sesi diskusi yang digelar setelah sesi pelatihan. Para peserta dengan penuh semangat bertukar pikiran, saling berbagi tips, dan menemukan solusi atas berbagai tantangan dalam pembuatan kompos. Kehadiran contoh produk pupuk kompos yang telah dibuat sebelumnya oleh mahasiswa menjadi inspirasi bagi mereka untuk segera mencoba membuatnya sendiri di rumah.  Kesuksesan acara ini tak lepas dari kerjasama yang erat antara tim panitia, pihak KWT Wedha Asri, dan UNY. Komunikasi yang terjalin baik dan dukungan penuh dari semua pihak menjadi fondasi utama dalam meraih hasil yang memuaskan. Pelatihan dalam pembuatan kompos memiliki peran penting dalam mengatasi masalah sampah di Yogyakarta. Dengan memberikan pendidikan dan keterampilan kepada masyarakat tentang cara membuat kompos, mereka dapat mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Selain itu, penggunaan kompos sebagai pupuk organik juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sehingga mendukung pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut. Pelatihan ini juga dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesadaran lingkungan di komunitas setempat, menggerakkan perubahan menuju praktik pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.